Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meluncurkan kartu kredit pemerintah atau yang disebut sebagai Kartu Kredit Indonesia. Kartu kredit ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan lembaga negara.

Dapat dipastikan bahwa kartu kredit ini tidak menggunakan Visa dan Mastercard, melainkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).

"Pada Fekdi [Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia] melaunching sebuah produk baru yang mempunyai fitur-fitur yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah, terutama dalam konteks menggunakan anggaran belanja dalam level kementerian/lembaga," kata Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI dalam taklimat media, Senin (8/5/2023).

"Yaitu kita melaunching sebuah kartu kredit pemerintah, yang kita branding dengan nama kartu kredit Indonesia. Ini memfasilitasi bagaimana kita bisa menggunakan anggaran secara tepat guna, berbagai kesempatan mendorong UMKM, dan bisa melakukan semacam governance terjaga".

Dia menjelaskan jika menggunakan anggaran dengan kartu kredit sudah ada berbagai aturan dari berbagai kementerian keuangan dan kementerian dalam negeri. Termasuk terkait proses penggunaannya. Kartu kredit ini bisa digunakan untuk berbagai jenis belanja umum. Dengan limit yang sudah diatur sebelumnya.

"Berbagai jenis belanja negara yang umum bisa menggunakan kartu kredit Indonesia. Seperti belanja barang operasional, persediaan, sewa, dan pemeliharaan gedung, Penggunaan lain termasuk perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan mengatur limitnya," ungkapnya.

Foto: Opening Ceremony Of Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Penggunaannya juga tidak ada biaya apapun. Jadi tidak ada pembebanan biaya apapun pada penggunaan kartu tersebut. "Biaya-biaya yang selama ini di kartu kredit komersial dibebankan pengguna, ini sama sekali enggak ada biaya," kata Dicky.

Kartu kredit ini juga hanya bisa digunakan di dalam negeri saja. "Semuanya diproses, pencatatan datanya ada di dalam negeri," jelasnya.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Majukan Ekonomi Digital Yang Inklusif Lewat Pembayaran Digital

Skema Pertandingan Babak Bye Dan Pendahuluan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Zeus Kimiatama Indonesia Tbk (ZEUS) akan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan kimia khusus ini agresif mengembangkan bisnisnya, tercermin dari pertumbuhannya, namun perseroan malah dihadapkan permasalahan likuiditas.

Tidak hanya itu, keterbatasan data keuangan membuat ketidakpastian pertumbuhan pendapatan hingga laba bersih dapat sustain, sehingga valuasi PE akan menjadi sangat mahal jika laba bersih anjlok.

Ketidakpastian akibat keterbatasan data historis ini juga akanΒ menjadi spekulasi berisiko dari pihak investor.

Pengelolaan arus kas ZEUS

Permasalahan ZEUS dapat terlihat dari kinerja arus kas operasi (CFO) ZEUS yang berbanding terbalik dengan pendapatan dan laba bersih ZEUS. Di tengah pertumbuhan kinerja, arus kas ZEUS malah turun, bahkan menunjukkan nilai negatif pada tahun 2022.

Permasalahan ini disebabkan oleh Perusahaan tidak memiliki daya tawar pada pemasok untuk menunda pembayaran utang. Tercermin dari pembayaran untuk pembelian bahan baku dilakukan dengan tenggat waktu pembayaran tunai atau kredit 30-90 hari.

Hal ini juga tercermin dari persediaan yang terus meningkat. Tahun 2021, persediaan meningkat 73% dan 2022 meningkat kembali 202% menjadi Rp 29,3 miliar. Ini akan menjadi potensi persediaan usang dan kerugian arus kas tidak tergantikan, jika ZEUS tidak mampu menjual persediaan tersebut.

Tidak hanya itu, situasi ini diperparah dengan piutang usaha yang tersebar dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Piutang usaha tahun 2022 melesat 272% secara tahunan dengan persebaran yang juga meningkat.

Sulitnya arus kas mengharuskan ZEUS menambah likuiditas melalui utang. Tahun 2022, total utang ZEUS meningkat pesat melebihi 100% menjadi Rp82,9 miliar. Kontributor peningkatan liabilitas berasal dari utang bank jangka pendek melesat 394% menjadi Rp35,1 miliar dan utang usaha pihak ketiga naik signifikan 180% menjadi Rp 17,1 miliar.

Selain itu, sumber pendanaan tahun 2022 berasal dari tambahan modal disetor senilai Rp15,9 miliar yang berasal dari agio saham atau keuntungan penjualan saham.

Kinerja Pendapatan dan Laba Bersih

Bisnis utama ZEUS mengolah bahan baku kimia untuk industri minyak dan gas serta pengolahan air. Namun, pada tahun 2022, terdapat tambahan sektor usaha baru, seperti gula & bioethanol, paint & coating, pertambangan, dan mineral processing.

Namun, tambahan segmen penjualan pada produk selain migas dan pengolahan air. Penopang peningkatan tahun 2021 berasal dari segmen industri pengolahan air dan segmen ini menurun tipis tahun 2022.

Sedangkan, segmen migas melesat 250% pada tahun 2022 dan menguat tipis 14% tahun 2021. Alhasil, pertumbuhan pendapatan ZEUS melesat 58% pada 2021 dan terbang 86% tahun 2022.

Peningkatan segmen migas beriringan dengan industri minyak dan gas yang juga mengalami rebound. Melansir Refinitiv, harga minyak brent terus mengalami rebound sejak pandemi (2020) seiring dengan meningkatnya permintaan.

Pertumbuhan topline tidak ada artinya, jika tidak tercermin pada kinerja laba bersih perusahaan. Bisnis model ZEUS yang menerapkan sistem B2B (Business to Business) cenderung memiliki karakteristik margin laba bersih (NPM) yang tipis.

Rendahnya tingkat laba bersih jika dibanding dengan pendapatan perseroan menjadi faktor potensi tersendatnya masalah likuiditas, jika pengelolaan keuangan khususnya arus kas kurang baik.

Kerugian bahan baku impor

ZEUS juga memiliki permasalahan dari faktor eksternal yaitu pelemahan mata uang rupiah. Mayoritas bahan baku ZEUS berasal dari impor dan penjualan dilakukan dalam negeri menggunakan rupiah. Alhasil, rupiah yang terus melemah hingga akhir 2022 menyebabkan kerugian kurs meningkat 84 kali lipat menjadi Rp 1,2 miliar.

Namun, di tengah permasalahan ketergantungan bahan baku impor, ZEUS hanya memanfaatkan dana IPO-nya 2,2% untuk ekspansi penggunaan bahan baku lokal dan mengurangi ketergantungan impor.

Berikut rincian dana hasil IPO yang ditargetkan meraup dana segar sebesar Rp 105 - 110,25 miliar.

ZEUS yang akan melantai di bursa pada 8 Agustus 2023 akanmelepas sebanyak 1.050.000.000 saham baruatau sebanyak- banyaknya 21,27% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Adapun harga yang ditawarkan kepada masyarakat sekitar Rp 100 - 105 per saham. Sehingga nantinya perseroan berharap akan meraup dana segar sebesar Rp 105 - Rp110,25 miliar.

Berikut proyeksi keuangan ZEUS dan rasio keuangan setelah melantai di bursa:

Valuasi perusahaan IPO cenderung relatif premium dengan PE di atas 15 kali dan PBV di atas 2,5 kali. Padahal, perhitungan PE sudah menggunakan kinerja laba bersih 2023 yang disetahunkan yang mana nilai laba bersiih melonjak signifikan.

Kinerja perusahaan IPO yang masih belum teruji secara historis akan cukup berisiko jika mengharapkan pertumbuhan tersebut dapat sustain, sehingga saat laba bersih perusahaan anjlok, valuasi dari saham ZEUS akan sangat mahal.

Berdasarkan hal tersebut, membeli IPO ZEUS terlalu berisiko, mengingat risiko likuiditas keuangan dan ketidakpastian historis pertumbuhan yang akan membuat valuasi menjadi mahal.